Sabtu, 04 Februari 2012

Ketika hati tidak sebening embun !


Musibah itu datang begitu cepat – ketika saya kuliah di AKMI Baturaja, ibu saya meninggal ketika saya mengerjakan Magang kerja. Awan duka dan kesedihan begitu pekat menyelimuti rumah kami. Tangis pecah di setiap ruang, ketika itu aku masih di baturaja, kakak yang aku hormati menjemputku – untuk mengajak pulang, kakak ada apa ? “tanya diriku, yang mulai meneteskan air mata”, “Ibu meninggal dek”, Innalilla wainna ilaihi raji’un - ya Rabb ... hatiku hancur, air mata ku mengalir dengan derasnya – seakan harapan hidup ku tiada arti lagi, - aku tidak sanggup untuk berkata apapun. Saya pulang ke rumah, setibanya ... ibu, yang telah terbalut dengan kain kafan putih, isak tangis ku pun menjadi ... Ya Allah – mengapa begitu cepat, aku belum bisa membahagiakan ibuku – malam itu juga, saya mengantar di peristirahatan terakhir – air mata ku seakan tidak bisa berhenti... Ya Allah.... Ya Allah.
Belum Download
hilang rasa kesedihan dalam diri ini, ketika ujian Akhir semester – yang saat itu aku sedang mengajar mengaji – kakak aku datang, mengabarkan bahwa ayah telah meninggal dunia, hati ini seakan tidak bisa .... ya Allah,,, betapa berat cobaan ini,
Subhanallah ...
Kini, aku sudah pada semester atas, dan InsyaAllah akan segera selesai kuliah – menurut kabar bulan 7-2012 akan wisuda,, aku akan berusaha untuk memperbaiki diri, meskipun hati ini belum bisa sebening embun – aku sadar, ini semua sudah takdir dari yang maha bersih, ku kan husnudzan kepada-Mu. Aku yakin suatu saat kan ku temukan arti hidup ini, kebahagiaan ini. Dan sungguh tidak ada jalan yang lebih hebat untuk meraih kesabaran hidup selain ketika hati ini sudah mampu untuk bisa ikhlas dalam menghadapi musibah apa pun yang mendera. Lamat-lamat hal itu membuat saya lebih cepat kembali pada kondisi yang normal dalam menjalani hidup ini. Hidup pun serasa indah dan penuh makna. Dengan hati yang bersimpuh khusyuk, lisan ini pun dengan lembut bertitah, “Ya Allah, maafkanlah hamba-Mu yang terkadang terlalu kasar menggoreskan bahasa takdir-Mu.”


By : Ikhwan

1 komentar:

"Addin Ahmad Abdullah" mengatakan...

visit:
http://sangpetualang19.blogspot.com/