Minggu, 10 April 2011

[NOVEL] Ketika Seorang Akhwat Menghampiri... ku

Mozaik 1....
1. ”Di tetesan renungan Salju”


Di dalam perjalanan seorang remaja yang menginjak ke dewasa, dia seorang pemuda yang tinggal di sebuah desa yang sejuk, damai dalam tetesan-tetesan embun jiwa yang belum tergores. Hari-demi hari ia lalui, kini ia telah pergi jauh dari sejuknya desa itu untuk meraih mimpi-mimpi nya yang akan mengibarkan kenangan indah dalam ^_^ hidupnya tinggalkan kedua oranng tua tercinta yang terus berdo’a untuk anakya,,, tetesan air mata melairi pipi seorang ibu yang ditinggal anaknya... ”ya Allah berikan kesehatan untuk sang pahlawan yang juang .. Ibu.. Ku pergi raih cita-cita” dalam hati remaja itu.... langkahku terus melaju ke sebuah kampus, sebuah unversitas kecil namun, dilengkapi dengan tepi-tepi jalan yang sangat jarang orang menjamahnya ialah AKMI Baturaja ia namai, sebuah kampus yang unik yang sangat berbeda dengan lainnya. Yang mampu menampung pikiran-pikiran untuk menjadi kesuksesan..... seorang pemuda yang kini duduk di bangku kuliah, ia sering duduk menyendiri merenungi hakikat hidup ini, betapa berat hidup di alam yang penuh kenikmatan, keindahan yang selalu menggoda imannya. Setiap langkah demi langkah ia selalu ber istighfar untuk memohon ampunan untuk tidak tergoda oleh godaan-godaan di alam yang sangat berbeda dengan desa yang penuh warna-warna pelangi, ia selalu bertanya dalam hati ”Ya Allah kuatkan Iman Hamba mu Ini Ya Rabb”, tak kala dalam renungan jiwa, gejolak jiwa yang melanda di hatinya tiba-tiba seorang gadis (akhwat) menyapanya ”Hai Mz... Lagi Ngapain... ? katanya.. lalu dengan nada agak gemetar, yang pandangan telah ku tundukkan dalam-dalam.. sambil menjawab ”Tidak... Ukh, ane cuman pengen duduk-duduk aja”,, yang dalam hati pemuda ini merasakan jiwa yang bergelut hebat... apakah Ini yang dinamakan dengan surga ?... selalu dalam hatinya, .... dengan sigap pemuda ini ”Afwan ukh,,, ane(saya) ada kerjaan yang harus diselesaikan... ane(saya) duluan ya..? dengan nada lembut dan pandangan mata yang tak bisa ia biarkan menghilangkan jiwa-jiwa yang telah bergetar hebat. Namun, dengan lisan ini ia berkata ”Astaghfirullah”. Ketika jam telah manandakan jam 12.26 yang saat itu ku ingat dalam hidup dia, akan sayupan-sayupan hati untuk melangkahkan kaki untuk kehadirat sang Maha Perkasa Allah Subkhanahu Wata’ala.....
Come Soon..... Mozaik 2
Tunggu edisi selanjutnya.. by Imam Muslih (Dalam Perbaikan)
2. ” Ketika Nada cinta telah membungkus”

0 komentar: